Jumat, 26 September 2008
Kesukaan Tentara Israel
Para tentara Israel ternyata memang sangat menikmati melakukan penyiksaan terhadap warga Palestina, baik laki-laki maupun perempuan. Penyiksaan itu mereka lakukan hanya untuk melepaskan energi mereka yang berlebih. Hal ini terungkap dari hasil riset yang dilakukan Nufar Yishai-Karin, pakar psikologi klinis di Universitas Hebrew.
Dalam risetnya, Yishai-Karin melakukan wawancara dengan 18 tentara dan tiga pegawai sipil Israel, yang bertugas di basis militer Israel di Rafah, Jalur Ghaza. Dari para narasumbernya itu, ia mendapatkan pengakuan bahwa penyiksaan brutal terhadap warga Palestina merupakan aktivitas rutin para tentara Israel.
”Pada satu titik atau suatu saat dalam masa tugas mereka, mayoritas tentara yang diwawancarai mengaku senang melakukan kekerasan, “ kata Nufar Yishai-Karin pada The Observer, edisi hari Minggu (21/10).
Setelah pensiun dari kemiliteran Israel, Yishai-Karin menghabiskan waktu tujuh tahun untuk meneliti perilaku kejam para prajurit Israel, sejak pecah gerakan intifada tahun 1980-an dan 1990-an.
Beberapa prajurit, pada Yishai-Karin mengungkapkan,betapa mereka menikmati kekuasaan yang tak terbatas saat melakukan penyiksaan terhadap warga Palestina. “Ini seperti candu. Jika saya tidak pergi ke Rafah dan jika di sana tidak ada keributan sekali saja dalam seminggu, saya jadi gila, “ kata seorang prajurit.
Buat sejumlah prajurit Israel, memukul warga Palestina membuat diri mereka menjadi seperti orang penting. “Anda akan merasa bahwa Andalah yang memegang hukum. Andalah yang memutuskan, Anda adalah tuhannya,” aku seorang prajurit lainnya.
Tentara yang lain, mengakui bahwa mereka bebas melakukan tindakan apapun terhadap warga Palestina tanpa ada larangan. Seorang prajurit mencontohkan ketika tentara Israel menembak begitu saja seorang warga Palestina yang sedang melintas di jalan. “Kami sedang dalam kendaraan pengangkut senjata, ketika laki-laki Palestina yang berusia sekitar 25 tahun, melintas di jalan. Laki-laki itu tidak melempar batu, tidak melakukan apapun, ketika ‘bang’ tentara Israel menembak begitu saja, tanpa alasan, ke perut laki-laki itu hingga ia tergeletak di trotoar, dan kami berlalu begitu saja, tanpa menengok ke belakang lagi,” tutur prajurit tadi.
Lain lagi pengakuan seorang prajurit yang mengatakan bahwa bukan persoalan baginya menyiksa perempuan warga Palestina. Menurutnya, ia pernah memukuli seorang perempuan Palestina, gara-gara perempuan itu melemparnya dengan sendal. “Saya tendang dia bagian ini (sambil menunjuk ke arah selangkangan), saya patahkan, dia jadi tidak bisa punya anak,” tuturnya tanpa rasa bersalah.
Dari riset ini, Yishai-Karin menemukan fakta bahwa para prajurit Israel melakukan penyiksaan dan kekejaman terhadap warga Palestina, sejak minggu-minggu pertama mereka dilatih sebagai tentara.
Para tentara yang ditanyainya mengaku bahwa para komandan mereka mendorong mereka untuk bertindak brutal terhadap warga Palestina yang tidak berdaya.
Para prajurit itu menceritakan bagaimana sejumlah komandan baru, di hari pertama bertugas memukuli seorang anak lelaki Palestina berusia empat tahun. “Kami melakukan patroli pertama dengan seorang komandan. Saat itu jam enam pagi, Rafah di bawah status jam malam. Ada empat orang anak sedang main pasir. Mereka sedang membuat istana dari pasir,” kisah seorang prajurit Israel.
Ia melanjutkan, “Tiba-tiba, komandan menarik seorang anak, dia mematahkan pergelangan tangak dan kaki anak itu, serta menginjak perutnya sebanyak tiga kali. Kemudian kemudian itu pergi begitu saja.” Hasil penelitian Yishai-Karin yang dipublikasikan sejumlah media massa di Israel, membuat syok warga Israel yang selami ini meyakini bahwa tentara mereka mendapatkan pendidikan etika terbaik dibandingkan tentara-tentara negara lainnya di dunia.
Merenungkan Solusi untuk “Waria”
Di Republik Islam Iran, fenomena semacam ini ternyata juga ada. Tapi, hukum Islam meminta ketegasan pilihan bagi waria: menjadi pria atau wanita. Tidak ada pilihan tengah! Islam tidak mentolerir kegamangan identitas gender, lantaran hal itu akan merusak tatanan alam, sistem sosial, sistem hukum dan lain sebagainya. Hubungan seks sejenis dilarang keras. Hukuman mati bisa menjadi akhir nasib pelaku hubungan seks sejenis.
Tapi, itu baru sebagian solusi yang diberikan hukum Islam di negeri kaum mullah ini. Bagian lain solusi adalah memperbolehkan operasi perubahan kelamin yang didasarkan pada diagnosa para pakar dari berbagai disiplin ilmu.
Ali Asgar, 24 tahun, mengambil putusan untuk menjadi “perempuan”. Risiko besar pun harus ditanggungnya akibat putusan berat itu. Ayahnya yang sejak lama menginginkan anak lelaki mengancam akan membunuhnya jika dia tetap melakukan operasi. “Dia mau membunuh saya. Dia terus meminta saya pulang rumah untuk membunuh saya.”
Kini, Ali mengubah namanya menjadi Negar. Dia menyatakan bahwa dia tidak akan melakukan operasi ini bila tidak ada hasil evaluasi ketat yang telah diberikan oleh tim pendiagnosa dari berbagai kepakaran. “Jika tidak ada keharusan, saya tidak akan melakukan operasi ini. Saya tidak mau menyentuh karya Tuhan.”
Namun, masalahnya, sebagai lelaki, Ali merasa tidak punya identitas. Orientasi seksnya tidak mengarah pada perempuan. Sejak masa puber dia tidak bisa bergaul dengan lelaki karena dia selalu dilecehkan dan dicemooh. Sebagai orang yang hidup di Republik Islam, dia juga tidak bisa bergaul dengan perempuan karena secara resmi dia bukan perempuan.
“Saya adalah warga Iran. Saya ingin hidup di sini. Dan sistem menyuruh Anda memilih menjadi lelaki atau perempuan,” kata Ali, eh maaf, Negar.
Untuk menjawab kegelisahan dan disorientasi seksual Ali dan orang-orang serupanya, Republik Islam Iran sejak awal telah melegalkan operasi ganti kelamin yang didahului dengan serangkain diagnosa. Legalisasi ini didasarkan pada fatwa Imam Khomeini, pendiri Republik Islam Iran.
“Islam memiliki solusi dan obat untuk orang dengan masalah seperti (Ali) ini. Kalau dia ingin ganti kelamin dan gender, ada jalan untuknya,” kata Hujjatul Islam Muhammad Mehdi Kariminia, ulama yang tergabung dalam tim pendiagnosa gender. “Operasi ganti kelamin sama sekali berbeda dengan hubungan seks sejenis. Keduanya mutlak berbeda. Para homoseksual melakukan tindakan menentang kodrat dan hukum agama,” kata Kariminia. “Dalam hukum Islam ditegaskan bahwa hubungan seks sejenis itu sama sekali tidak dibolehkan, lantaran ia merusak tatanan hidup bermasyarakat dan alasan-alasan lain yang lebih mendasar.”
Dr Mir-Jalali, ahli bedah lulusan Paris, adalah spesialis operasi ganti kelamin di Iran. Dia mengaku telah mengoperasi lebih dari 450 orang dalam 12 tahun terakhir. Tapi, Dr Mir-Jalali juga mengaku bahwa dia dan para pakar lain dalam tim pendiagnosa telah menyelamatkan jauh lebih banyak lagi remaja yang menurutnya tidak layak ganti kelamin. Mereka adalah orang-orang yang sedang mengalami krisis identitas, bukan mengalami masalah medis, genetik, fisologis atau psikologis. Para remaja itu kini menganggap tim pendiagnosa gender sebagai juru selamat mereka.
Banyak orangtua yang mendatangi tim pendiagnosa gender untuk menggagalkan rencana anak mereka berganti kelamin. Sebagian besar orangtua itu berusaha mengajukan bukti untuk meyakinkan tim pakar itu bahwa anak mereka sebenarnya tidak “layak” berganti kelamin. Dan karena itu, tim ini terkadang harus bekerja berbulan-bulan untuk memutuskan satu kasus. Mereka biasanya melakukan investigasi dan reevaluasi super ketat, ditambah konsultasi keluarga dan riset latarbelakang yang berbelit-belit.
Menurut data BBC (25/02/2008), Iran telah melakukan operasi kelamin terbanyak setelah Thailand. Pemerintah Iran juga menyediakan setengah biaya operasi bagi kalangan miskin yang memang terbukti sesuai diagnosa interdisipliner sebagai orang yang layak berganti kelamin. Akta kelahirannya pun akan segera diubah sesuai dengan jenis kelamin barunya.
Siti Musdah Mulia Ajak Umat Manusia Teladani Kaum Nabi Luth as
Seorang wanita mengatasnamakan perjuang gender dengan motivasi modernisasi telah menghalalkan homoseksual di Indonesia. Prof. Dr. SIti Musdah Mulia atas nama modernitas dan kebebasan menentukan hukum ini bukan hanya untuk Indonesia tapi hukum ini mengatasnamakan hukum Islam secara keseluruhan. Tepatnya, dia ingin mengatakan bahwa semua muslimin yang berpandangan haram terhadap homoseksual adalah muslim yang tidak berfikir panjang (isitlah Prof. Dr. Musdah: narrow minded). Padahal sejak lama semua agama samawi menyatakan bahwa homoseksual merupakan perbuatan amoral, melenceng, dosa dan merupakan tindakan yang didasari penalaran pendek. Itu yang hendak dikatakan oleh seorang Prof. D.r, guru besar instut pendidikan agama Islam di Indonesia. Kerana jasa-jasanya itu dia telah dianugerahi penghargaan,”International Women of Courage”oleh menlu Amerika Condolizza Rice pada Hari Perempuan Dunia di Washington.
Dengan simple tokoh Fatayat Nahdhatul Ulama ini mengatakan: “Karena keinginan untuk menikahkan putrinya tidak kesampaian, tentu Luth amat kecewa. Luth kemudian menganggap kedua laki-laki tadi tidak normal. Istri Luth bisa memahami keadaan laki-laki tersebut dan berusaha menyadarkan Luth. Tapi, oleh Luth malah dianggap istri yang melawan suami dan dianggap mendukung kedua laki-laki yang dinilai Luth tidak normal. Kenapa Luth menilai buruk terhadap kedua laki-laki yang kebetulan homo tersebut? Sejauh yang saya tahu, Al-Quran tidak memberi jawaban yang jelas. Tetapi kebencian Luth terhadap kaum homo di samping karena faktor kecewa karena tidak berhasil menikahkan kedua putrinya, juga karena anggapan Luth yang salah terhadap kaum homo.” Dengan dalil ini, jika dipertimbangkan dengan pola pemikiran Islam maka jadilah permasalahan membesar, yaitu bukan hanya permasalahan kebijakan berijtihad atau tentang benar dan salahnya hasil ijtihad tapi juga menyangkut tentang permasalahan dasar Islam yaitu pondasi Islam tentang kenabian dan misi kenabian.
Bukankah Luth adalah seorang nabi yang menerima wahyu yang tentunya dia memiliki kreteria terbaik dihadapan Allah swt swt, sehingga Allah swt memilih dia sebagai pemegang amanat wahyuNya. Juga berarti nabi Luth akan menjalankan segala sesuatu yang diajarkan Allah swt kepadanya sesuai dengan yang diinginkan Allah swt, diluar dari kepentingan pribadi rasul. Dengan dalil yang diutarakan Prof. DR. Musdah itu, berarti dia telah mendudukkan Luth tidak dalam kapasitas seorang Nabi, atau tegasnya Musdah tidak mengakui Luth sebagai Nabi, apa lagi nabi yang memiliki misi untuk melururskan kaumnya dari perbuatan homo yang tercela itu. Musdah telah menolak kenabian dan juga menolak program Allah swt yang dijalankan nabi Luth, hanya karena hendak memperjuangkan gender dan atas nama gender.
Anehnya lagi pandangan perempuan bertitel Prof. Dr. ini adalah pengharaman poligami, yang merupakan ketetapan Islam bahwa lelaki dibenarkan untuk berpoligami. Semustinya Musdah dengan pemikirannya yang liberal membebaskan wanita untuk tidak ada dibawah hukum yang dimonopoli lelaki. Ini yang tampaknya lebih liberal, tentu dengan logika liberal dan bukan logika Islam. Tapi dia hanya mengatakan bahwa perkawinan hanya dibatasi satu, yaitu lelaki hanya boleh mengawini satu perempuan. Karena pembatasan ini, Musdah ingin melegalkan homoseks atau sebagai ganti poligami. Yaitu lelaki hanya boleh kawin satu dan selanjutnya melegalkan homo dan lesbian, atau menerima lelaki sebagai suami tapi juga homo atau lesbi. Dan inilah sebenarnya yang mau diperjuangkan Prof. Dr. ini.
Hal ini sebenarnya tidak mengherankan kalau hendak melihat fakta yang ada. Diantaranya gerakan Amerika dengan kedok NGO (Non Gobernment Organisation- swadaya masyarakat) The Asia Foundation (TAF). Sebagai fakta yang tidak dapat dilupakan bahwa hubungan Nahdhatul Ulama dengan organisasi berbasis di Amerika ini telah menjadi motor gerakan organisasi Islam besar ini. Begitu juga langkah pendidikan yang ditempuh oleh Prof. Dr. Siti Musdah ini, dia tidak lepas dari bimbingan dari organsiasi gurita ini. TAF telah menjadi motor yang aktif untuk mendorong Musdah menjadi tokoh pendidikan di institusi pemerintah, sehinga jadilah ia pembawa pemikiran Amerika untuk Indonesia.
Keadaan ini tidak lepas dari keadaan Indonesia secara menyeluruh atau muslimin Indonesia secara khususnya. Tanpa disadari bahwa Indonesia telah dikuasai oleh kekuatan besar dunia. Bukan hanya ekonomi tapi juga semua aspek kehidupan yang ada didalamnya. Kalau saja hendak memahami apa yang telah dilakukan oleh TAF dan NGO-NGO bikinan Amerika di Indonesia maka terasa tidak ada satu aspek kehidupan lagi tersisa. Seoleh semuanya telah dikuasainya.
Maka sebenarnya keadaan ini adalah akibat dari berbagai sebab yang telah ada di negara Indonesia sekarang. Tentu sebab yang ada sekarang merupakan satu akibat besar dari strategi adikuasa Amerika dalam mengusai dunia dibawah emperor Zionis dunia. Langkah besar strategis Amerika telah mengakar karena mereka telah merintisnya tidak kurang dari setengah abad, sehingga masyarakat Indonesia tidak akan atau akan terlampau sulit untuk menghapus keburukannya karena semuanya telah dibalut dengan kebaikan lahiriah. Sehingga masyarakat yang dibuat selalu memerlukan ini akan cepat terkesan dengan kebaikan kecil sekalipun tanpa melihat motovasi lebih jauh yang tengah menghantui masa depan mereka.
Jadi kalau melihat kasus Prof. Dr. Musdah Mulia ini, akan terbuka dihadapan semua bangsa Indonesia permasalahan besar yang kompleks, seperti kegelapan kelam yang tidak diketahui ujungnya. Tentu hal ini juga bergantung dengan bangsa Indonesia sendiri, atau lebih tepatnya adalah muslimin yang ada di Indonesia. Karena muslimin merupakan mayoritas penduduk Negara yang dikenal dunia sebagai negara Muslimin (Islam), juga pada sisi lain musliminlah yang perlu fokus terhadap permasalahan yang sedang dihadapi agama, bangsa dan negaranya. Lebih tepat lagi bahwa tangung-jawab apapun yang terjadi didalam negara ini tidak lepas dari tanggung-jawab muslimin secara syar’i dan sebagai penduduk negara yang dicintainya, mereka harus bertanggung-jawab atas semua hal yang terjadi dinegarinya. Apapun yang terjadi sekarang merupakan sekian peringkat dari sekian kegagalan sehingga sampai pada peringkat yang mungkin cukup kuat menerpa kaum agamis di negara Indonesia tercinta.
Kalau dilihat kasus penghalalan homoseksual dan pengharaman poligami oleh Musdah Mulia, maka akan terdapat beberapa unsur penyebab dominan, diantaranya:
1. Jauhnya Rakyat dari Pemerintah (Vice Versa)
Lebih dari tiga setengah dekade, pemerintah berada dibawah pemerintahan diktator militer Suharto, yang dengan sendirinya bukan saja pemerintah terpaksa menjauh dari rakyat, tapi juga rakyat terpaksa menjauh dari pemerintah karena kedua-duanya merasa takut terhadap satu dengan yang lain. Tentunya dengan alasan yang berbeda. Ketakutan itu telah membentuk satu dinding pemisah yang tinggi. Dengan berjalan selama tiga setengah dekade pemerintahan diktator ini menjadikan ketakutan menjadi akut dan membudaya sehingga budaya diktator selalu berkesan dihati rakyat.
Rakyat yang sudah mengalami ketakutan ini tidak dapat berbuat apa-apa, dengan datangnya peralihan pemerintahan yang membawa beban 35 tahun penindasan diktator Suharto. Apapun rakyat harus mengemban derita yang paling berat dibanding rakyat manapun. Karena hakikat dari pemerintah yang semustinya menjadi hamba bagi rakyatnya, telah terbalik sehingga pemerintah adalah penguasa yang menguasai amanat yang diberikan rakyat padanya, seolah rakyat yang memegang amanat pemerintah sehingga semua pengorbanan harus dideritanya, sementara pemerintah merasa telah berjasa dan berhak menerima semua kebaikan dan kekayaan yang ada pada rakyat.
Dengan demikian kehidupan ini membuat anak bangsa Indonesia lupa akan permasalahan diluar dari permasalahan dirinya. Keadaan yang sedang melanda bangsa Indonesia ini, baik politik, ekonomi, budaya dan sosial telah membuat manusia harus memikirkan diri sendiri dalam ruang lingkup yang sangat minim, yaitu keperluan hidup keseharian mereka sendiri. Tentu inipun merupakan akibat dari ketidakpedulian rakyat pada pemerintah dan sebaliknya. Ketidakpedulian inilah penyebab hilangnya kekuatan yang dapat membantu pemerintah dalam menentukan sikap, baik kedalam maupun keluar. Konsekwensi dari ini adalah, berbagai macam hal, mulai dari budaya, pemikiran dll, masuk kedalam negeri tanpa adanya usaha penyaringan dengan baik, sehingga baik buruk hanya akan terlihat ketika sudah dijalani oleh masyarakat. Tanpa disadari bahwa akibat langsung dari semua yang masuk dari luar tanpa ada penyaringan (baik dengan melalui institusi yang resmi atau kekuatan rakyat yang telah dilindungi hukum) berdampak langsung pada masyarakat. Akhirnya rakyat menjadi konsumtif, bukan saja pada keperluan kehidupan tapi jauh dari itu, semua pandangan dan ideologi “baru” yang masukpun dengan mudah menjadi santapan mereka, tanpa memikirkan efek dan dampak atas hal tersebut.
Pemerintah, dalam hal ini, tidak cukup tanggap, bukan saja karena adanya kesenjangan sistem institusi yang cenderung melemah karena faktor manusia yang bermoral lemah, tapi juga adanya pengaruh yang terjadi pada masyarakat, hanya saja pada peringkat yang berbeda dan pada subjek yang berbeda. Tanpa adanya kekuatan rakyat sebagai penyeimbang maka, pemerintah akan bertindak sepihak dalam menentukan sikap (baik kedalam maupun keluar), sehingga keperluan nasional terkadang diabaikan dan hanya terfokus pada manfaat individu tertentu.
Pemerintah meniadi lemah karena rakyat tidak bersama dengan mereka, bagitu juga rakyat menjadi lemah karena pemerintah telah jauh dari mereka. Hubungan yang “tampak” akrab hanya dalam kondisi tertentu, mislanya kampanye sebelum pemilu. Masing-masing partai berusaha mengambil hati rakyat dan selalu mengutarakan slogan untuk rakyat, tapi ternyata wakil rakyat yang konon dari rakyat, dipilih oleh rakyat ternyata tidak ada hubungan emosional apapun dengan rakyat, baik moral maupun material. Ketika mereka sudah terpilih atau lebih tepatnya dipilih rakyat, maka semuanya terlah berubah, yang ada adalah keperluan partai atau lebih buruk dari itu, yaitu keperluan individu. Tentu hal ini tidak lepas dari faktor dominasi sistim pemilu yang menghaburkan banyak duit. Maka, terjadilah perlombaan pengejaran rakyat dengan nilai materi (baca: uang), sehingga ketika mereka sudah ada dalam posisinya (wakil rakyat) mereka merasa sudah waktunya untuk membayar jumlah uang yang dikeluarkan dulu waktu pemilu, maka nampaklah wajah asli tidak bermoral wakil pilihan rakyat itu yang tidak pernah menunjukkan tindakan yang mewakli rakyat, yang ada adalah wakil dari ketamakan.
Begitu selanjutnya, karena pengejaran nilai materi dan pribadi maka apa yang diperlukan rakyat hanya merupakan sarana untuk mengejar tujuan materi pribadi itu. Pengutaraan untuk rakyat tidak lebih dari legatimasi untuk tindakan yang keluar dari keinginan rakyat, atau lebih tepatnya rakyat tidak tahu apa sebenarnya yang dikatakan itu. rakyat masih terus harus bergelut dengan mengejar keperluan dasar untuk hanya dapat melanjutkan kehidupannya, semantara wakilnya telah lebih dari pada apa yang harus didapakannya.
Bukti dari semua ini adalah keadaan sekarang yang dapat dirasakan semua, sekalipun wakil rakyat telah menjadi orang asing dari pemilihnya, tapi mereka sebenarnya tahu apa yang diperlukan rakyat yang memilih mereka dulu, tapi mata hati telah buta sehingga mata tidak lagi dapat melihat, dan hati tidak dapat lagi merasakan, yang tinggal adalah angkara untuk mencapai posisi.
2. Infiltrasi Barat
Infiltrasi Barat masuk secara gradual, dimulai dari pemikiran hingga barang komoditi pasar. Dengan melalui NGO (Swadaya Rakyat) dan berbagai jenis model dengan slogan membantu rakyat, maka telah terjadi perubahan drastis dari grass-root yang menyebabkan mereka kehilangan indentitas dan kepribadian. Berbagai training, rakyat dicekoki berbagai ajaran dan isme yang membawa mereka harus menerima begitu saja tanpa dapat menggunakan akal dengan baik. Atau lebih tepatnya mereka tidak sempat berfikir karena semuanya seperti solusi ampuh bagi permasalahan yang mereka hadapi.
Tanpa di sadari bantuan yang diberikan oleh negara-negara yang mereka sendiri tidak ketahui keberadaanya, menerima ajaran yang dibawa kepadanya. Mereka juga menerima sedikit kebaikan sebagai simbul dari keberhasilan ajaran tersebut. Imbalannya diterimanya ajaran isme dan pola berfikir yang merupakan bayaran yang sangat murah, karena apa yang mereka berikan adalah kepribadian kemanusiaan mereka sendiri. Mungkin mereka tidak diajar secara langsung dengan apa yang dikatakan liberalisme atau sekularisme, tapi nilai-nilai itu dipaksa diterima melalui training motivasi yang dilakukan orang-orang terlatih. Sehingga mereka melihat satu dengan yang lain adalah benar, setiap orang berhak memiliki apa yang diilihanya tanpa harus melihat benar dan salah dan selanjutnya. . .
Dengan menjamurnya yayasan-yayasan, kelompok studi, study center dan berbagai macam institusi atau pusat aktivitas yang menjadi kancah tukar menukar pemikiran dan juga pengumpulan informasi, tanpa disadari semua info dilahap tanpa peniliaan sehingga memudahkan masuknya satu ajaran atau pandangan yang memang seolah-olah diperlukan rakyat. Bagaikan penduduk yang menanti musim hujan dan kemudian datang lah hujan. Tapi mereka tidak tahu bahwa semuanya adalah semu. Yang datang bukan pemberian tanpa pamrih, bukannya untuk melepaskan mereka dari derita tapi kedatangan pemikiran ini tidak lebih adalah untuk melancarkan penjajahan gaya baru, monopoli dan kapitalisme modern. Yang akan terjadi adalah derita panajang dibawah kekuasaan kapitalis adikuasa.
Pada satu sisi mereka ditekan oleh suasana dengan pemerintah, sisi lain mereka terpaksa menerima kemiskinan yang tidak dimengerti, dan satu sisi lain mereka menerima pandangan dan pemikiran yang jauh dari pada nilai kemanusiaan. Maka tidak ada yang dapat dilakukan oleh rakyat atau masyarakat kecuali menyerah dengan suasana. Kalau tidak dikatakan penyerahan total tapi mungkin dapat dikatakan tidak ada sisi reserve lagi bagi mereka.
Kalau keadaan masyarakat yang ada ini istilah yang dipakai adalah floating mass (masyarakat yang mengambang), tentu ini adalah istilah tepat, tapi mungkin makna floating (mengambang) tidak diartikan seperti diatas air, lebih buruk kalau diartikan seperti melayang diantara langit dan bumi, dibumi tidak berpijak dan dilangitpun tidak sampai, lebih buruk lagi bahwa isitlah ini dapat diartikan bahwa masyarakat yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi ada dirinya sendiri, yaitu masyarakat yang mabuk. Mabuk dengan keadaan yang tidak dimengertinya tapi mereka “harus” menerimanya. Masyarakat mabuk dengan semua isme-isme dan pemikiran yang masuk kedalam akal mereka, sehingga mereka berbuat tapi tidak mengerti apa yang diperbuat.
Sebaliknya, Barat atau lebih tepatnya Adikuasa betul-betul menapakkan kakinya di tanah air Indonesia, mereka menguasai semua hal dari hulu hingga ke hilir. Semua aspek kehidupan dikuasainya, sehingga tidak ada satu aspekpun yang tertinggal . Bukan hanya ekonomi dan politik saja, tapi juga pemikiran, budaya hingga agama. Memang yang kerja adalah pribumi, tapi semua maslahat aktivitas yang dilakukan anak bangsa ini tidak lebih untuk keperluan dan masalahat penjajah. Mereka telah diprogram dengan sistim yang diajarkan sebelumnya. Sebagai tanda kemodernan, keberhasilan, keadilan dan sekain banyak lagi slogan propaganda untuk menunjukkan satu nilai keberhasilan, tapi dibalik itu tidak lebih daripada petaka hilangnya semua makna kepemilikan yang ada.
3. Ulama
Semua memahami bahwa Ulama adalah pewaris nabi, maka untuk menjadi ulama mestilah memiliki kreteria sebagai pewaris kenabian, tanpa itu tidak akan patut untuk dikatakan sebagai ulama. Tapi apa yang ada sekarang adalah ulama dalam makna urfi. Keberadaan sebahagian mereka yang mengatasnamakan alim atau ulama telah menjadikan masyarakat kehilangan arah dan pedoman, karena sebenarnya masyarakat telah kehilangan penuntun yang bertangung jawab atas semua aktivitas yang mereka lakukan. Satu kaidah yang selalu dipakai,” kalau ulama sudah fasad maka seluruh alam akan fasad”. Apa yang terjadi di Indonesia adalah ulama yang telah meninggalkan tanggungjawabnya sebagai penuntun umat atau tonggak berdirinya kebenaran.
Tanpa disadari telah muncul kelompok manusia yang menggunakan predikat ini untuk membawa masyarakat untuk kepentingan pribadinya atau untuk kepentingan politik praktisnya. Pada dasarnya ulama adalah politikus yang membawa umat ketempat ridha Allah swt, atau kepada kesempurnaan materi dan spiritual. Tapi apa yang sedang terjadi adalah sebaliknya, mereka menjalankan politik untuk keperluan kesempurnaan mereka sendiri atau partainya, sehingga umat tidak lebih dari pada sarana untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya. Jadi bukan untuk masyarakat, dan kesempurnaannya. Rakyat atau masyarakat akan terus dibawa dengan ajaran yang dikemas untuk suatu kepentingan pribadi, kelompok, partai, negara atau juga penjajah asing. Jadi sudah tidak asing lagi bahwa adanya ajaran agama (baca Islam) yang diperuntukkan untuk kepentingan negara asing.
Hal seperti ini tidak dapat terhindar, karena sistim yang dibentuk oleh kekuatan asing telah menjadi satu keharusan sehingga hasil dari pada sistim itu akan kembali kepada negara asing. Seperti sitim intitusi pendidikan agama yang ada di Negara Indoneisa. Sistim ini dengan sendirinya akan menjadikan kualitas ulama sebagaimana yang diinginakan oleh Barat (baca: penjajah atau adikuasa). Dengan bantuan seperti TAF, ASINDO atau berbagai ikatan kerja sama antara Indonesia dan negara lain, maka Indonesia harus memberikan pula terbaiknya untuk menjadi putra dengan mengabdi kepada asing. Seperti yang terjadi dengan Pro.f Dr. Musdah Mulia. Dia menjadi seperti sekarang tidak lain karena adanya sistim yang menjadikannya seperti ini, dan juga adanya lahan yang siap untuk menerima pemikirannya, karena sistim yang sudah disiapkan oleh penjajah sehingga orang seperti Musdah Mulia ini dapat diterima.
Jadi permaslahan bukan hanya terletak pada dasar pemikiran yang salah, atau dalil yang tidak rasional atau tidak syar’i atau kelaur dari pandangan yang telah ditetapakan ijma atau pandangan Islam itu sendiri. Tapi dengan mengatasnamakan modern atau liberal maka pandangan ini sudah patut untuk digulirkan dengan sekian banyak pendukungnya yang sudah siap untuk menerima.
Dapat dibayangkan, ketika dia mengharamkan poligami tapi pada waktu yang sama dia membenarkan homoseksual, yaitu disatu sisi dia menutup kemungkian terjadinya perkawinan yang sehat, pada waktu yang sama dia membuka pintu kehancuran semua manusia, ini dengan nama Islam modern dan liberal. Siapapun yang berbeda pendapat akan cepat diklasifikasikan dengan fundamentalis, radikal atau konservatif. Sayangnya ungkapan ini selalu diletakkan sebagai nilai negatif dan kebanyakan ulama menjadi ciut hatinya ketika dikatagorikan kedalam ungkapan itu. Padahal semua nilai modern dan liberal tidak lebih dari pada untuk kemaslahatan Amerika. Juga nilai-nilai yang diberikan Musdah dan apa yang diperjuangkannya, sekalipun mengatasnamakan gender, tapi tidak lebih dari pada untuk kemaslahantan Amerika di negara ini, karena Indonesia apa lagi Islam tidak akan mendapatkan keuntungan apa kecuali umatnya dibawa kearah umat yang pernah dikutuk Allah swt. Musdah dengan pandangannya, tidak lebih merupakan tuntunan bagi pengikutnya untuk kembali kepada umat yang dikutuk, sebagaimana yang terjadi pada kaum Luth.
Kembali kepada masyarakat Indonesia untuk memilih, sebagaimana sepanjang sejarah kemanusiaan, dimana manusia selalu diletakkan untuk memilih sehingga mereka akan sampai pada kesempurnaan. Kesalahan akan membawa kehancuran, dan keberanan akan membawa mereka pada kemuliaan dan kesempurnaan. Tidak ada jalan lain bagi umat manusia atau umat Islam yang ada di Indonesia untuk memikirkan lagi lebih dalam dan jauh tenang perjalanan hidupnya, generasi mendatangnya, anak cucunya, dan juga umat yang terbentuk dari sekarang.
Masyarakat dan rakyat Indonesia, umat Islam yang ada di negara ini, harus berani mengatakan tidak, sekalipun itu pahit, sekalipun harus menanggung resiko, minimal harus berfikir, dengan mengikut Barat masyarakat tetap menderita dan tidak ada nilainya, tapi dengan melawan, masyarakat dan umat akan menderita tapi memiliki kemuliaan dan harga diri. Dihadapan Allah swt, maka nilainya adalah sorga dan hidup disisiNya dengan rizki yng diberikanNya. Inilah jalan yang benar.
Menengok Sejarah Kaum Terkutuk
Materi: Menengok Sejarah Kaum Terkutuk
Narasumber: Muhammad Ridho Al Habsyi
Moderator: Mukhlisin Turkan
Transkip: Ali Ridho Al Hamid
Dalam Al-Quran disebutkan bahwa nabi Luth as adalah saudara dari Nabi Ibrahim as, dia adalah seorang yang dikenal pemberani dalam menyampaikan kebenaran, Nabi Luth as diutus Allah swt untuk memberikan hidayah kepada kaum Sadum. Kaum Sadum atau kaum Luth adalah kaum yang dikenal sangat bobrok dari semua dimensi kemanusiaan, akidahnya, akhlaknya dll. Mereka adalah kaum yang suka merampok, mendholimi sesamanya dan yang paling mengerikan adalah mereka gemar melakukan hal-hal yang tidak lazim dilakukan oleh seorang manusia dimuka bumi bahkan binatang buas sekalipun. Mereka gemar melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis. Dan inilah permulaan dari satu kaum terkutuk yang memulai perbuatan terkutuk atas dasar suka sama suka dan atas dasar tidak mendhalimi orang lain. Begitulah muqadimah ngaji lesehan yang dibawakan oleh Ridho Al Habsyi.
Selanjutnya dia mengutip ayat Al Quran. Surat Al-araf ayat 80. "Dan (kami juga mengutus) Luth kepada (kaumnya), (ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kalian melakukan perbuatan fasyiah atau buruk itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?”. Nabi Luth as di utus oleh Nabi Ibrahim as untuk pergi ke kota Sadum, tempat dimana kaum luth hidup. Dalam riwayat disebutkan beliau disana selama 30 tahun. Kaum Luth mengetahui bahwa Luth as adalah seorang nabi utusan Allah swt dan mereka juga mengetahui bahwa saudara Nabi Luth as yaitu Nabi Ibrahim as yang mengutusnya agar memberikan peringatan akan adanya azab Allah swt adalah seorang nabi Allah swt juga.
Lalu setelah bercerita panjang lebar tentang sejarah pasca diutusnya seorang nabi kesana dan sesudahnya kepada kaum terkutuk itu, narasumber berusaha menjelaskan bukti-bukti perangai bobrok dan dekandensi moral kaum Luth as, berdasarkan ayat-ayat Al Quran, berikut ini adalah bukti-bukti nyata itu.
1. Kaum luth adalah kaum yang melampaui batas atau “musrifun”. Qs Al araf ayat 81. “Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita , malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas”.
2. Kaum luth adalah kaum yang ingkar “munkarin”. Qs Al Hijr, ayat 61 dan 62. “Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth beserta pengikut-pengikutnya”,. Ia berkata : “Ssesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal”.
3. Kaum luth adalah kaum yang jahat “faasiqun”. Qs Al- Anbiya ayat 74. “Dan kepada Luth Kami telah berikan ilmu dan hikmah , dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk ) kota yang melakukan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik”.
4. Kaum luth adalah kaum yang melampaui batas “addun”. Qs As-syuara ayat 166. “Dan kamu tinggalkan Istri-istri yang dijadikan tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas”.
5. Kaum Luth adalah kaum yang bodoh “tajhalun”. Qs An-naml ayat 55. “Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu(mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu)”.
6. Kaum Luth adalah kaum yang gemar berbuat kerusakan dimuka bumi “mufsidin”. Qs Al-ankabut ayat 30. Luth as berdoa: “Ya tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu”.
7. Kaum Luth adalah kaum yang melakukan perbuatan munkar dengan terang-terangan. Qs. Al-ankabut ayat 29. “Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemunkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: datangkanlah kepada kami azab Allah swt jika kamu termasuk orang-orang yang benar”.
Tujuh poin penting diatas adalah bukti nyata kerusakan dan bobroknya masyarakat yang demen berhubungan seksual dengan sesama jenis. Dan itu sifat-sifat yang ada dalam Al Quran diatas terjadi sebelum diutusnya seorang nabi ke sana.
Yang aneh dan mengherankan adalah dalil atas ijtihad Musdah Mulia yang mengatakan bahwa: “Sejauh yang saya tahu, Al-Quran tidak memberi jawaban yang jelas. Tetapi kebencian Luth terhadap kaum homo di samping karena faktor kecewa karena tidak berhasil menikahkan kedua putrinya, juga karena anggapan Luth yang salah terhadap kaum homo”. Aneh memang jika Musdah Mulia menyimpulkan demikian, padahal Al Quran dengan jelas dan gamblang telah memberikan jawaban bahwa mereka [kaum Luth, red] adalah kaum yang terkutuk, karena apa mereka itu terkutuk…? Jelas sekali Al Quran memberikan jawaban itu. Tegas narasumber berapi-api.
Sejenak Ridho Al Habsyi membuka saf-saf Al Quran dan menjelaskan keadaan kaum Luth kaum terkutuk, kaum yang menjijikkan, kaum yang gemar bersegama dengan sesama jenis.
Berikut ini adalah dalil Al Quran sesudah diutusnya Luth as kepada kaum Sadum.
1. Kaum Luth adalah kaum yang mengingkari dan mendustakan kenabian Nabi Luth as, QS Asyuara ayat 160. “Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul”.
2. Kaum Luth adalah kaum yang membenci kesucian dan suka mengolok-olok Nabi Luth as dengan menyematkan label “sok suci” kepada Nabi Luth as. QS Al Araf ayat 82. : “Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang yang berpura-pura mensucikan diri”.
Dalam akhir ngajinya, Narasumber bertanya, kenapa Musdah Mulia tidak membaca sejarah dan mengkaji lagi Al Quran dengan teliti dan tiba-tiba berijtihad dari kantongnya sendiri. Kenapa Musdah Mulia tidak mengkaji, kenapa Allah swt menurunkan azab kepada kaum luth?, Kenapa Musdah Mulia tidak mengambil pelajaran penyebab Allah swt menurunkan azab kepada kaum Luth? Apa hanya karena “pesanan” orang lain atau karena kejengkelanya terhadap umat Islam dan hukum-hukum Islam yang dari kaca mata dia, poligami itu merusak kaum hawa..? Atau dengan alasan persamaan gender dan pembenarannya maka dia merubah tafsir Al Quran dari kantongnya?.
Semoga kita terlindungi dari godaan syetan terkutuk. Semoga bangsa kita, bangsa Indonesia yang kita cintai yang sudah babak belur ini masih bisa mempertahankan generasi mudanya untuk selalu menjaga kesucian jiwa, menjaga kesucian badan mereka dari perbuatan zina dan terhindar dari perbuatan yang menjijikan [lesbian dan homoseksual].
Semoga Allah swt bersegera menghancurkan kaum durhaka dan kaum yang mengingkari utusan-utusanNya, bihaqqi Muhammad wa Al Muhammad. Wassalam wr wb.
Kamis, 25 September 2008
Al-Quran turun pada malam Lailatul Qadr bukan Malam ‘Nuzulul Quran’ 17 Ramadhan
Ketika memasuki malam yang ke 17 di bulan Ramadhan sebagian kaum muslimin dan masjid-masjid mulai diadakan peringatan turunnya al-Quran pertama kali yang disebut malam peringatan Nuzulul Quran. Hal ini juga ‘terkesan’ dikuatkan dengan catatan kaki dalam “al-Quran dan Terjemahnya” surat adh-Dhukhan ayat 3.
إِنَّآ أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
“Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi[1369] dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.
[1369] malam yang diberkahi ialah malam Al Quran pertama kali diturunkan. di Indonesia umumnya dianggap jatuh pada tanggal 17 Ramadhan.
Keyakinan ini bertentangan dengan firman Allah subhanahi wa ta’alaa dalam surat al-Qadr ayat pertama:
إِ نَّآ أَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan[1593].”
[1593] Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, Karena pada malam itu permulaan Turunnya Al Quran.
Ayat diatas dengan jelas bahwa al-Quran diturunkan pada malam kemulian (lailatul Qadr) dan juga Terlihat jelas bahwa catatan kaki untuk ayat di atas dalam “al-Quran dan Terjemahnya” juga menjelaskan bahwa malam permulaan turunnya al-Quran adalah pada malam tersebut. Sekarang yang menjadi pertanyaan, kapan terjadinya malam lailaul Qadr, malam dimana al-Quran itu turun ? apakah benar pada 17 Ramadhan seperti yang selama ini oleh sebagian kaum muslimin Indonesia mempertingatinya ?
Nabi shallahu’alaihi wa sallam pernah mengabarkan kepada kita tentang kapan akan datangnya malam Lailatul Qadr. Beliau pernah bersabda:
Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” (Hadits Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169)
Beliau shallahu’alaihi wa sallam juga bersabda:
“Berusahalah untuk mencarinya pada sepuluh hari terakhir, apabila kalian lemah atau kurang fit, maka jangan sampai engkau lengah pada tujuh hari terakhir” (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Dengan demikian telah jelas bahwa lailatul qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan yaitu pada malam-malam ganjilnya 21, 23, 25, 27 atau 29. Maka gugurlah keyakinan sebagian kaum muslimin yang menyatakan bahwa turunya al-Quran pertama kali pada tanggal 17 Ramadhan. Oleh karena itu hendaknya kaum muslimin meninggalkan acara-acara semacam ini untuk memperingati turunnya al-Quran karena acara-acara ini muncul dari pendapat yang hanya sekedar anggapan umumnya kaum muslimin di Indonesia seperti yang tertulis dalam catatan kaki ”al-Quran dan Terjemahnya” dan tidak ada sama sekali dalil baik dari al-Quran dan al-Hadist yang menguatkan bahwa al-Quran diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan.
Yang bisa dipetik dari pembahasan di atas
- Al-Quran diturunkan pada malam lailatul qadar bukan pada malam yang dikenal dengan malam ‘Nuzulul Quran’ yang bertepatan pada tanggal 17 Ramadhan
- Peringatan Nuzulul Quran 17 Ramadhan dengan dzikir tertentu dan bentuk pengajian khusus adalah bentuk peringatan yang tidak pernah ada landasannya dari al-Quran dan Hadist Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam, sehingga termasuk dalam perkara bid’ah.
- Lailatul qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir yang ganjil dibulan Ramadhan.
- Peringatan lailatul qadar pada malam 27 Ramadhan (atau malam ganjil lainnya) dengan suatu pengajian khusus juga merupakan bid’ah karena Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam tidak pernah memperingatinya melainkan beliau shallahu’alahi wa sallam menghidupkan malam tersebut dengan qiyamul lail dan memperbanyak doa.
- Himbauan kepada para penanggung jawab “al-Quran dan Terjemahnya” agar meluruskan catatan kaki atau takwil-takwil dari ayat suci al-Quran yang hanya merupakan anggapan-anggapan yang tidak berdalil atau bahkan tafsiran/takwil yang bathil.
Referensi
Ustadz Aunur Rofiq. Nuzulul Quran pada bulan Romadhon. Majalah al-Furqon Edisi 84, th ke-8 1429/ 2008
Abu Musa al-Atsari. Lailatul Qadar Malam Kemulian. Majalah adz-Dzakiroh Edisi 43, Edisi Khusus Ramadhan-Syawal, Vol 8, No.1 1429 H
Al-Quran dan TerjemahnyaKomentar
Alhamdulillah…. Sudah ada orang yang menulis tentang kontroversi turunnya Al-Qur’an. Ini menandakan ummat islam masih ada perhatian dan cinta pada agama. Namun demikian, akhi, kalau diijinkan saya ingin membagi sedikit yang saya tahu, kenapa di Indonesia ada istilah Nuzulul Qur’an.
1. Al-qur’an BENAR diturunkan pada malam Lailatul Qodar, tapi juga benar pada 17 Ramadhan (menurut tarikh dan ahli tafsir). Penjelasannya :
Malam lailatul qodar adalah malam dimana al-qur’an diturunkan ke “langit dunia” penuh 30 juz (Silakan dibaca di Kitab Tanbihul Ghofiliin), sedangkan 17 ramadhan adalah turunnya ayat/surat pertama dari Al-Qur’an ke dunia yang merupakan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAAW.
Jadi jelas, sebenarnya tidak ada kontroversi disini, semuanya benar.
2. Peringatan Nuzulul Qur’an atau lailatul qodar dengan pengajian / sejenisnya, SAYA SETUJU BID’AH. Namun demikian Jumhur Ulama sependapat jika Bid’ah ada 2 macam :
- Bid’ah Sayyi’ah (bid’ah yang buruk) yang jika kita melakukannya akan mendapat dosa.
- Bid’ah Hasanah (Bid’ah yang baik), yaitu sekalipun tidak pernah dicontohkan rosululloh SAW secara tindakan/contoh, kita tetap mendapat pahala dari Allah SWT, dengan dasar bid’ah tersebut : membawa kebaikan/kemaslahatan, tidak merubah hukum Allah yang telah ditetapkan, tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Contoh : Pengumpulan Al-Qur’an menjadi 1 mushaf/buku, tidak dicontohkan/disuruh Rosul. Sholat tarawih berjamaah tidak dicontohkan/disuruh Rosul, tetapi hal itu tidak berdosa, karena tidak bertentangan dengan hukum Allah.
Demikian penjelasan saya, akhi. semoga bermanfaat. Jika ada kesalahan, semata-mata itu kehilafan dan kerendahan pengetahuan dan ilmu saya.
Ana: Jazakallah komentarnya……semoga dibalas oleh Allah.
Anda mengatakan: sedangkan 17 ramadhan adalah turunnya ayat/surat pertama dari Al-Qur’an ke dunia yang merupakan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAAW.
Penetapan yang anda maksud seharusnya disertai dalil, karena munculnya angka ini tidak boleh di ada-ada kecuali memang ada dalilnya.
Anda juga mengatakan: Namun demikian Jumhur Ulama sependapat jika Bid’ah ada 2 macam :
- Bid’ah Sayyi’ah (bid’ah yang buruk) yang jika kita melakukannya akan mendapat dosa.
- Bid’ah Hasanah (Bid’ah yang baik), yaitu sekalipun tidak pernah dicontohkan rosululloh SAW secara tindakan/contoh, kita tetap mendapat pahala dari Allah SWT, dengan dasar bid’ah tersebut : membawa kebaikan/kemaslahatan, tidak merubah hukum Allah yang telah ditetapkan, tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Contoh : Pengumpulan Al-Qur’an menjadi 1 mushaf/buku, tidak dicontohkan/disuruh Rosul. Sholat tarawih berjamaah tidak dicontohkan/disuruh Rosul, tetapi hal itu tidak berdosa, karena tidak bertentangan dengan hukum Allah.Saya baru dengar jika pembagian bid’ah menjadi bid’ah sayyiah dan hasanah adalah pendapat jumhur ulama, jadi untuk masalah ini mohon dicek kembali. Yang saya ketahui memang ada pembagian seperti itu, namun pembagian tersebut tidak berdalil bahkan bertentangan dengan apa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah shallahu’alahi wa sallam,
”Janganlah kamu sekalian mengada-adakan urusan-urusan yang baru, karena sesungguhnya mengadakan hal yang baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat“. [Hadits Riwayat Abdu Daud, dan At-Tirmidzi ; hadits hasan shahih].
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah apakah ucapannya Rasulullah yang salah atau pendapat adanya bid’ah yang baik ini dan mendapatkan pahala yang salah??
Yang ada adalah sunnah hasanah, yaitu menghidupkan sunnah yang berada dalam koridor Islam, sedangkan bid’ah bukan bagian dari Islam.
“Barangsiapa yang melakukan sunnah yang baik dalam Islam, maka baginya pahalanya dan pahala yang melakukannya” (HR. Muslim)
Dan yang dicontohkan oleh anda sebagai bidah hasanah justru merupakan sunnah hasanah dan sama sekali bukan bidah yang mengada-ada.
Pengumpulan Al-Qur’an dalam satu kitab, ada rujukannya dalam syariat karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan penulisan Al-Qur’an, tapi penulisannya masih terpisah-pisah, maka dikumpulkan oleh para sahabat Radhiyallahu anhum pada satu mushaf (menjadi satu mushaf) untuk menjaga keutuhannya. Dan ini adalah ijma’ para sahabat, dan ijma’ sahabat maksum.
Juga shalat Tarawih, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat secara berjama’ah bersama para sahabat beberapa malam, lalu pada akhirnya tidak bersama mereka (sahabat) khawatir kalau dijadikan sebagai satu kewajiban dan para sahabat terus sahalat Tarawih secara berkelompok-kelompok di masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup juga setelah wafat beliau sampai sahabat Umar Radhiyallahu ‘anhu menjadikan mereka satu jama’ah di belakang satu imam. Sebagaimana mereka dahulu di belakang (shalat) seorang dan hal ini bukan merupakan bid’ah dalam Ad-Dien.
Rabu, 17 September 2008
MEMBUKTIKAN HASIL PERKALIAN
Apakah Sobat pernahkan ragu dengan hasil perkalian yang Sobat hitung..?
Untuk mengetahui benar atau salah kita mengali, bisa dibuktiin, koq...
Caranya gampang, liat contoh berikut :
Latihan Soal:
Apakah benar hasil perkalian berikut ini
1. 35 x 20 = 700
2. 43 x 18 = 774
3. 28 x 25 = 750
4. 77 x 35 = 2695
5. 14 x 33 = 465
wah hebat.
aku ngetes abiku pake cara ini lho..
eh.. ternyata abiku juga bisa..
malah abi ngasih tahu kalo ada yang kurang...
kata abi... harusnya setiap hasil harus ditambahin sampai cuman tinggal satu angka aja... lalu diperiksa sama atau enggak.
contoh dari abiku..
32x11=352
jadinya 3+2=5
1+1=2
5x2=10
dari angka yang dikalikan 1+0=1
3+5+2=10
dari angka hasil perkalian 1+0=1
keduanya sama deh.
Tapi aku masih enggak percaya sama abi, terus aku coba pake angka lainnya.
100x200=20000 ternyata betul.
malah abi nunjukin pakai program komputer buat bikin tabel itu (namanya excel) untuk perkalian 123456789x1234567=152415677625363
1+2+3+4+5+6+7+8+9=45
1+2+3+4+5+6+7=28
1+5+2+4+1+5+6+7+7+6+2+5+3+6+3=63
kalo yang disini kan harus dikalikan, maka 45x28=1260
4+5=9
2+8=10
9x10=90
1+2+6+0=9
itu udah beda.
kalo caranya abi
yang 123456789 jadinya
1+2+3+4+5+6+7+8+9=45
4+5=9
angka 9 hasil ini dikasih nama A
yang 1234567 jadinya
1+2+3+4+5+6+7=28
2+8=10
1+0=1
angka 1 hasil ini dikasih nama B
terus AxB
9x1=9
angka hasil ini dikasih nama C.
Kalo C masih ada 2 angka, seperti 15, maka harus ditambahin angka-angkanya, jadi 15 itu 1+5=6. Jadi nilai C bukan 15 tapi 6
Yang hasil perkalian yaitu angka 152415677625363 jadinya
1+5+2+4+1+5+6+7+7+6+2+5+3+6+3=63
6+3=9
angka hasil ini dikasih nama D
Kalo D masih ada 2 angka, ya harus ditambahin juga angka-angkanya seperti caranya dapat C tadi.
Gitu deh..
moga-moga manfaat ya...
Bagaimana jika perkalian 11 dengan belasan, Zahra?
Ooh, itu juga bisa dilakukan perhitungan dengan cepat. Zahra beritahu caranya ya...
Contoh Perkalian 11 dengan Belasan adalah sebagai berikut:
Langkah Pertama
Letakkan angka 19 di tempat jawaban dengan diberi jarak kosong di tengahnya.
Langkah Kedua
Jumlahkan angka satu dan sembilan, hasilnya letakkan di bawah angka satu yang kosong. Lihat Contoh berikut…
Langkah Ketiga
Jumlahkan bagian atas dengan yang di bawah. Itulah hasil perkaliannya.
Maka hasilnya 19 X 11 = 209
Nah Sobat ternyata mudah kan...
Ayo kita berlatih biar ingat caranya.
Contoh soal nih:
a. 14 x 11 = ?
b. 23 x 11 = ?
c. 17 x 11 = ?
d. 11 x 11 = ?
e. 53 x 11 = ?
Sobat bingung kalau diminta mengalikan puluhan, ratusan, ribuan, puluhan ribu dan seterusnya dengan angka II.
Sebenarnya sangat mudah. Mau tau caranya...
Nich ane beritahu caranya.
Contoh Perkalian 11 dengan Puluhan
10 X 11 = ?
Langkah Pertama
Letakkan angka 10 di tempat jawaban dengan diberi tempat kosong
Langkah Kedua
Jumlahkan angka sepuluh, hasilnya letakkan di tempat kosong
Maka hasilnya 10 X 11 = 110
Sekarang bagaiman mengalikan Perkalian 11 dengan Ratusan
300 X 11 = ?
Langkah Pertama
Letakkan angka 300 di tempat jawaban, dengan diberi tempat kosong antara 3 dengan 00.
Langkah Kedua
Jumlahkan angka tiga ratus, dan hasilnya letakkan di tempat kosong
Sehingga hasilnya 300 X 11 = 3300
Nah Sobat ternyata mudah kan...
Ayo kita berlatih biar ingat caranya.
Contoh soal nih:
a. 50 x 11 = ?
b. 900 x 11 = ?
c. 7.000 x 11 = ?
d. 80.000 x 11 = ?
e. 600.000 x 11 = ?
berikanlah jawaban Sobat diposting ini...
Sobat, jari-jemari yang Allah Swt ciptakan untuk kita ternyata bisa untuk menghitung perkalian 9.
Sobat tau caranya..?
Zahra akan mengajarkan caranya:
Rentangkan tangan kalian kedepan dengan jemari terbuka. Telapak tangan menghadap keluar sedangkan punggung tangan menghadap muka. (Sudah siap...)
* 9 x 1 (tekuk jari kelingking tangan kiri, maka jumlah jari sebelah kanan yang ditekuk 9) = 9
* 9 x 2 (jari kelingking kiri diluruskan dan tekuk jari manis tangan kiri, jari sebelah kiri yang di tekuk ada 1 dan jari sebelah kanannya 8) = 18
* 9 x 3 (jari manis kiri diluruskan dan tekuk jari tengah tangan kiri, jari sebelah kiri yang di tekuk ada 2 dan jari sebelah kanannya 7) = 27
* 9 x 4 (jari tengah kiri diluruskan dan tekuk jari telunjuk tangan kiri, jari sebelah kiri yang di tekuk ada 3 dan jari sebelah kanannya 6) = 36
* 9 x 5 (jari telunjuk kiri diluruskan dan tekuk jari jrmpol tangan kiri, jari sebelah kiri yang di tekuk ada 4 dan jari sebelah kanannya 5) = 45
* 9 x 6 (jari jempol kiri diluruskan dan tekuk jari jempol tangan kanan, jari sebelah kiri yang di tekuk ada 5 dan jari sebelah kanannya 4) = 54
* 9 x 7 (jari jempol kanan diluruskan dan tekuk jari telunjuk tangan kanan, jari sebelah kiri yang di tekuk ada 6 dan jari sebelah kanannya 3) = 63
* 9 x 8 (jari telunjuk kanan diluruskan dan tekuk jari tengah tangan kanan, jari sebelah kiri yang di tekuk ada 7 dan jari sebelah kanannya 2) = 72
* 9 x 9 (jari tengah kanan diluruskan dan tekuk jari manis tangan kanan, jari sebelah kiri yang di tekuk ada 8 dan jari sebelah kanannya 1) = 81
* 9 x 10 (jari manis kanan diluruskan dan tekuk jari kelingking tangan kanan, jari sebelah kiri yang di tekuk ada 9 dan jari sebelah kanannya 0) = 90
Nah sobat, itulah cara menghitung perkalian 9 dengan menggunakan jari tangan. Mudah bukan?
Sering-seringlah berlatih sehingga trampil menggerakkan jarinya.
Selamat mencoba, Zahra berdoa biar Sobat tambah pinter.
Salam...
Ternyata... Sobat, matematika itu gak bikin puzing alias ztress lho...
Malah lucu en mengazikkan.
Coba deh perhatikan yang di bawah ini.
Pilih angka ratusan - puluhan - satuan, yang penting angka ratusan lebih besar dari angka satuan.
Lalu kurangkan dengan kebalikan angka ratusan dan angka satuan itu.
Kemudian hasilnya dijumlahkan dengan kebalikannya lagi.
Maka hasilnya selalu 1089
Misalnya neh :
Soal no. 1
156
______-
495
594
______+
1089
Soal no. 2
473
374
______-
099
990
______+
1089
Sekarang coba Sobat kerjakan soal berikut ini?
837
738
_____-
....
....
_____+
.......
Betulkan... hasilnya selalu 1089.
Kenapa bisa demikian? Hayo... siapa yang bisa menjelaskan?
Suatu ketika, Nabi Muhammad Saw yang kita cintai, masuk ke dalam masjid Madinah dengan diikuti oleh sahabat-sahabatnya. Ia mendapati dua kelompok yang tengah duduk melingkar di tengah masjid. Satu kelompok sibuk dengan berzikr dan mengingat Allah Swt, sementara kelompok satunya lagi, tengah sibuk mengajar dan belajar.
Nabi Muhammad Saw terlihat sangat bahagia dan berucap kepada orang-orang yang ikut bersamanya: "Kedua kelompok ini sama-sama melakukan kebenaran, dan keduanya pada jalur kesuksesan juga kebaikan." Kemudian Nabi melanjutkan ucapannya: "Namun demikian, aku telah diutus oleh Allah Swt untuk mengajar dan untuk menyampaikan kebenaran."
Sobat... belajar adalah kegiatan utama dan sangat baik untuk kita lakukan. Rasulullah Saw pun lebih menyukai orang yang tengah belajar dan mencari kebenaran, bila dibandingkan dengan orang yang tengah berzikir.
Setelah kaum 'Ad dibinasakan Allah Swt, maka datanglah kaum Tsamud. Lagi-lagi azab berulang kepada kaum Tsamud dalam bentuk yang lain. Kaum Tsamud juga menyembah berhala ketika Allah Swt mengutus Nabi Saleh as kepada mereka.
Nabi Saleh berkata kepada kaumnya: "Wahai kaumku, sembahlah Allah yang tiada Tuhan lain bagi kalian selain-Nya. " (QS. Hud: 61)
Kalimat yang sama yang disampaikan oleh setiap nabi, dan kalimat tersebut tidak pernah berubah sebagaimana kebenaran tidak pernah berubah. Para pembesar kaum Nabi Saleh terkejut dengan apa yang dikatakannya. Beliau menyatakan bahwa berhala yang mereka sembah tidak memiliki nilai yang berarti. Beliau melarang mereka untuk menyembahnya dan memerintahkan hanya menyembah kepada Allah Swt.
Pada awalnya, sebelum Allah SWT mengutusnya dan memerintahkan padanya untuk berdakwah kepada kaum Tsamud, mereka sangat menghormati Saleh karena beliau dikenal jujur dan baik hati. Dakwah Nabi Saleh cukup menggoncangkan masyarakat, Kaumnya berkata:
"Hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang mengelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami. " (QS. Hud: 62)
Demikianlah kaum Nabi Saleh merasa bingung di hadapan kebenaran dan mereka heran terhadap saudara mereka Saleh yang mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT. Mengapa? Karena mereka tidak menggunakan akal. Mereka hanya beralasan bahwa kakek-kakek mereka menyembah berhala, sehingga terjerumus dalam kesesatan.
Meskipun dakwah Nabi Saleh disampaikan dengan penuh ketulusan, namun kaumnya tidak mempercayainya. Mereka justru meragukan dakwahnya. Mereka mengira bahwa Nabi Saleh tersihir. Mereka meminta kepadanya agar ia memperlihatkan mukjizat agar ada bukti bahwa ia memang utusan Allah Swt. Allah SWT berkehendak untuk mengabulkan permintaan mereka. Kaum Tsamud terkenal sebagai pengukir rumah-rumah besar dari gunung. Mereka menggunakan batu-batu besar untuk membangun rumah mereka.
Nabi Saleh berkata kepada kaumnya ketika mereka meminta mukjizat kepadanya: "Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat." (QS. Hud: 64)
Atas ijin Allah Swt maka pada suatu hari sebongkah batu gunung besar terpecah dan keluar darinya unta diikuti anaknya yang kecil. Ia lahir melalui cara yang tidak umum dalam proses kelahiran. Unta Nabi Saleh as dapat minum air yang terdapat di sumur-sumur hinga binatang yang lain tidak berani mendekati air tersebut. Mukjizat ladin dari unta tesebut adalah mampu mengeluarkan susu yang bisa diminum oleh seluruh orang. Unta ini merupakan mukjizat di mana Allah SWT menyifatinya dengan sebutan: "naqatullah" (unta Allah). Itu berarti bahwa unta tersebut bukan unta biasa, namun ia merupakkan mukjizat dari Allah Swt dan berpesan kepada Nabi Saleh as agar beliau melarang kaumnya mengganggu unta tesebut apalagi membunuhnya. Nabi Saleh as lalu memerintahkan mereka untuk membiarkan sang unta makan di bumi Allah SWT dan tidak menyakitinya. Juga mengingatkan mereka agar tidak mencoba mengganggunya. Jika melanggar, maka mereka akan mendapatkan siksaan dan azab dari Allah Swt.
Mula-mula kaum Tsamud sangat terheran-heran ketika melihat unta lahir dari batu-batuan gunung. Air susunya pun dapat diminum oleh ribuan lelaki, wanita, dan anak-anak kecil. Jika unta itu tidur di suatu tempat, maka binatang lain akan menyingkir darinya. Jelas sekali ia bukan unta biasa, namun ia merupakan tanda-tanda kebesaran dari Allah Swt. Maka berimanlah sebagian kaum Tsamud namun sebagian lagi tetap menentang kepada Nabi Saleh as. Kebencian terhadap Nabi Saleh as berubah menjadi kebencian kepada unta yang diberkati itu. Mulailah mereka membikin persekongkolan untuk menyakiti unta itu. Orang-orang kafir sangat membenci mukjizat yang agung ini dan mereka membuat rencana jahat untuk melenyapkannya. Sebagaimana biasanya, para tokoh-tokoh kaumnya berkumpul untuk membuat, makar.
Allah SWT berfirman: "Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia berkata: 'Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih. Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah;, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan. Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: 'Tahukah kamu bahwa Saleh diutus (menjadi rasul) oleh Tuhannya ?' Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu yang Saleh diutus untuk menyampaikannya.' Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: 'Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu." (QS. al-A'raf: 73-76)
Nabi Saleh menyeru kaumnya dengan penuh kasih sayang dan cinta. Beliau mengajak mereka untuk hanya menyembah Allah Swt dan mengingatkan mereka bahwa Allah Swt telah mengeluarkan mukjizat bagi mereka, yaitu unta. Mukjizat itu sebagai bukti akan kebenaran dakwahnya. Demikianlah yang dilakukan oleh Nabi Saleh, namun kaumnya justru menjawab dengan penentangan dan ejekan.
Ketika malam mulai menyelimuti kota Tsamud, gunung-gunung yang kokoh menjulang dan melindungi rumah-rumah yang terukir di dalamnya. Dinyalakanlah lampu-lampu dalam istana yang terukir di gunung itu. Gelas-gelas minuman diputarkan di antara mereka. Para tokoh kaum Tsamud hadir pada pertemuan penting itu. Salah seorang kafir berkata: "Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar dalam keadaan sesat dan gila. " (QS. al-Qamar: 24)
Sementara yang lain menjawab: "Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. " (OS. al-Oamar: 25)
Gelas-gelas minuman kembali diputar di antara mereka, dan pembicaraan beralih dari Nabi Saleh as ke unta Allah Swt. Salah seorang kafir berkata: "Jika datang musim panas, maka unta itu mendatangi lembah yang dingin sehingga binatang-binatang ternak yang lain lari darinya dan kepanasan."
Seorang kafir lagi berkata: "Jika datang musim dingin unta itu mencari tempat penghangat, lalu ia istirahat di situ sehingga binatang-binatang ternak kita lari darinya dan menuju tempat yang dingin sehingga terancam kematian."
Semua yang hadir mulai berpikir sambil meminu minuman yang memabukkan, kemudian terdengar suara pelan: "Hanya ada satu cara." Orang-orang yang duduk di sekitarnya bertanya: "Bagaimana jalan keluarnya?" Tokoh mereka berkata: "Kita harus melenyapkan Saleh dari jalan kita. Yang saya maksud adalah untanya. Kita harus membunuh untanya dan setelah itu kita akan membunuh Saleh."
Demikanlah cara yang dilakukan orang-orang yang kafir sepanjang sejarah. Demikianlah senjata yang digunakan oleh mereka dalam menghadapi kebenaran. Mereka tidak menggunakan akal sehat atau adu argumentasi, tapi mereka justru menggunakan kekuatan fisik. Bagi mereka, ini adalah cara yang paling aman. Pembunuhan akan menyelesaikan masalah. Namun salah seorang di antara mereka berkata: "Bukankah Saleh mengingatkan kita akan azab yang keras jika kita sampai menyakiti unta itu." Namun, orang-orang yang ada pada pertemuan itu segera memadamkan suara orang tersebut.
Setelah beberapa saat, salah seorang mereka mengangkat suara: "Saya mengenal seseorang yang dapat membunuhnya." Lalu nama demi nama berputar di antara mereka sehingga mereka menyebut seorang penjahat yang selalu membikin kerusakan di muka bumi dan ia suka mabuk-mabukan. Ia mempunyai kelompok penjahat di kota. "Dan di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakhan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan." (QS. an-Naml: 48)
Kegelapan semakin menyelimuti pegunungan kaum Tsamud. Unta yang diberkati itu sedang tidur dan mendekap anaknya yang kecil di dadanya. Anaknya yang kecil itu merasakan kedinginan dan mendapatkan kehangatan di sisi ibunya. Sembilan orang penjahat tersebut telah menyiapkan senjata mereka, pedang mereka dan tombak mereka. Mereka keluar di kegelapan malam, dengan seorang pemimpin seorang pemabuk berat. "Maka mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya." (QS. al-Qamar: 29)
Sembilan laki-laki itu menyerang unta mukjizat Nabi Saleh as. Unta itu bangkit dan anaknya ikut terbangun dalam keadaan takut. Akhiranya, pedang dan tombak para penjahat mendera tubuh unta tersebut dan darah berkucucuran. Induk dan anak unta yang merupakan mukjizat dari Allah Swt pun terbunuh.
Nabi Saleh as sangat terkejut ketika mengetahui apa yang terjadi, lalu beliau ke luar dengan keadaan marah untuk menemui kaumnya. Beliau berkata kepada mereka: "Bukankah aku telah mengingatkan agar kalian jangan mengganggu unta itu."
Mereka menjawab: "Kami memang telah membunuhnya, maka datangkanlah siksaan kepada kami jika engkau mampu. Bukankah engkau berkata bahwa engkau termasuk utusan Tuhan." Nabi Saleh berkata kepada kaumnya:
Nabi Saleh melanjutkan: "Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan." (QS. Hud: 65)
Setelah itu, Nabi Saleh meninggalkan kaumnya. Kemudian datanglah janji Allah Swt untuk menghancurkan mereka setelah tiga hari. Maka pada hari keempat, langit terbelah oleh suara teriakan yang amat keras. Di mana teriakan itu menghancurkan gunung dan membinasakan apa saja yang ada di dalamnya. Kemudian bumi berguncang dan menghancurkan apa saja yang di atasnya. Azab tersebut hanyalah satu teriakan, namun telah membuat kaum Nabi Saleh hancur berantakan.
Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka, maka tunggulah (tindahan) mereka dan bersabarlah. Dan beritakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka (dengan unta bertina itu); tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya giliran). Maka, mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya. Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang. " (QS. al-Qamar: 27-31)
Mereka kaum Tsamud dibinasakan oleh Allah Swt karena perbuatan bejat mereka. Sedangkan orang-orang yang beriman bersama Nabi Saleh selamat dan terus beriman kepada Allah Swt.
Seorang Yahudi yang bermaksud merendahkan Nabi kita Muhammad Saw berkata, "Lihatlah Nabi Saleh as," ucap Yahudi tersebut, "Allah telah menciptakan untuknya seekor unta dari batu sebagai mukjizat. Apakah Muhammad yang kau anggap sebagai nabi memiliki mukjizat juga?"
Sayyidina Ali ra kemudian menjawab ucapan tersebut, "Wahai Yahudi! Apa yang kau ucapkan tentang Nabi Saleh yang diberi mukjizat seekor unta dari batu adalah benar adanya." Kemudian beliau melanjutkan, "Namun demikian Nabi kami Muhammad Saw telah diberi kemuliaan lebih dari itu. Kalau unta Nabi Saleh as tidak dapat berbicara dan tidak mampu bersaksi akan kenabian Saleh as, maka akan aku ceritakan dua kejadian yang telah menjadikan Nabi kami Muhammad Saw lebih mulia dari itu.
Ketika itu kami bersama Nabi besar Muhammad Saw tengah berada dalam sebuah peperangan. Tiba-tiba datang seekor unta mendekati beliau, lalu untu tersebut berbicara, "Ya Rasulullah, sesungguhnya si fulan (pemilik unta tersebut) telah memanfaatkan tenagaku dari semenjak muda hinga usiaku telah tua seperti sekarang ini. Kini ia malah hendak menyembelihku. Aku berlindung kepadamu dari keinginan si fulan yang hendak menyembelihku."
Mendengar pengaduan sang unta, Rasulullah Saw memanggil sang pemilik unta dan hendak membeli unta tersebut dari pemiliknya. Orang itu malah memberikan unta tersebut kepada beliau.. Unta itu pun dibebaskan oleh Nabi kami Muhammad Saw.